Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

Lereng Gunung

Apa yang sedang kau cari? Pekerjaan atau ilmu atau ridho ilahi? Jarum tajam siap menghunus. Batu-batu itu nampak semrawut. Aspal sudah terkelupas. Batu itu seakan terlahir dengan ujung runcingnya. Mereka bahkan bisa saja menjebolkan pertahanan sepeda motorku. Tentu jebolnya ban sepeda motorku berarti jebol pula pengeluaranku untuk nambal atau ganti yang baru. Kiri-kanan kulihat saja banyak pohon jati yang merana. Ku bukan bernyanyi tapi ini kenyataan yang sepi perhatian. Pohon jati itu telah banyak menggugurkan daun mereka sendiri. Musim kering sudah tiba, seperti keringnya kantong dompet dari gambar Sukarno-Hatta atau gambar Ngurarai. Hanya tinggal  pangeran Patimura yang sedang membawa samurai siap menebas permen-permen di toko sebelah ketika mulut kering dan pahit. Kucoba masuk ke dalam jalanan beraspal tipis dan berbatu. Aku ragu di dalam sana ada perumahan atau sekolahan. Semakin dalam sepeda motor menerobos jalan makadam, semakin culas batu-batu itu menikam-nikam ban sep

SOP

Sinar sentrong matahari mengenyirkan mata. Melawan sinar matahari memang bisa membuat jalan raya tidak terlihat. Truk-truk di depan terlihat saat posisi sepeda motor ini mendekat saja. Tapi apa boleh buat, surat pernyataan sudah ditandatangani. Apa boleh buat mulut sudah bilang iya. Tapi memang ada baiknya juga. Sinar matahari pagi membuat vitamin d terbentuk. Terjadinya osteoporosis bisa dic egah. Mudah-mudahan berkah.... (bukan kampanye). Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di tempat yang memang tidak asing yaitu PCNU Gresik. Kemari kita di sini dan sekarang di sini. Di hari kedua pelatihan SOP ini ruangan masih tidak berpenghuni. Hanya ocehan burung gereja yang lirih-lirih. Juga suara mobil-mobil berbadan gemuk dengan mesin gendut seakan mau berak. Mengeluarkan kotoran hitam berupa timbal-timbal dan gas monoksida serta campuran gas dioksida. Berbadan gendut lagi pendek hehehe.... tapi cantik, sosok yang juga lagi-lagi tidak asing. Dia adalah wanita yang dulu menjaga perpus saat ku

Manusia Misterius

Pada malam sekitar jam 08.30 setelah aku sampai di kos. Sesuatu yang aneh terjadi lagi. Setiap masuk kos selalu ku mencium bau harum. Bau itu mengelitik lalu menyengat kedua lubang hidungku. Setiap kali itu aku harus memutar rekaman cerita di otak yang pernah kudengar saat tadarus di Masjid Al Ikhlas dulu sebelum ngekos. Cerita misterius tentang orang misterius yang sekarang menjadi tetangga kos satu rumah ini. Tengkorak-tengkorak sedang melotot. Dengan satu matanya ditutupi kain hitam. Seolah pasukan dari neraka bajak laut sedang mengintaiku. Mereka merasuk dalam dinding-dinding kamarku. Gelap mendung menyelimuti bumi. Matahari yang sudah terbenam membuat awan sedang memejamkan mata. Suasana semakin mencekam ketika  dinding-dinding graviti itu berbekas seperti darah merah.   Seonggok samurai sudah siap ku gunakan jika tengkorak bajak laut itu menyerang.  Untung lentera neon masih dapat menyala. Semakin jelaslah tengkorak-tengkorak itu hanyalah lukisan bekas anak-anak kreatif denga

Tidak untuk Dibaca

Iya judul ini lah yang menurutku sangat cocok dengan tulisan ini. Karena tulisan ini bukan untuk dibaca tapi dimengerti. Karena bukan untuk pembaca tapi untuk dia yang sekarang sangat mungkin tidak mengerti internet apalagi blog seperti ini. Karena tulisan ini hanyah curahan isi hati. Jika Anda terpaksa membaca ya... silahkan tapi nganggur sekali. Siapa dan untuk siapa, Anda mungkin belum tahu. Baiklah tulisan ini akan kumulai dengan kata “mungkin kamu tidak mengeri”. Mungkin kamu tidak mengerti apa yang ada di hati sekarang ini. Sehingga aku ingin mengungkapkan lewat tulisan ini. Sudah lama aku ingin menuliskannya, tapi sekarang aku tidak mau menutupinya. Saya tidak kuat lagi menyimpannya di hati. Mungkin ini akan mengobati kerinduan bertemu dan mengatakan ini padamu bahwa aku sangat mencintai mu. Benar saya sangat sayang padamu. Meski kita hanya berpandangan. Meski kita hanya saling menyimpan dalam hati. Tapi aku ingin terus terang saya sangat cinta padamu. Oleh karena

“Merdeka atau Mati!”

J udul itu senada dengan judul makan atau kelaparan!, minum atau kehausan!, berpakaian   atau telanjang!, menikah atau zina!, sholat atau masuk neraka!, belajar atau bodoh!, bekerja atau tidak punya uang!, tanya/membaca atau tersesat!. Solusi supaya tidak mati (sia-sia) adalah merdeka. Meski dalam merebut kemerdekaan banyak pejuang yang mati. “Merdeka atau mati!” merupakan pernyataan pilihan . Meskitpun memilih merdeka tetapi belum tentu kematian tidak terpilih juga. Tetapi paling tidak dengan memilih kemerdekaan, anak cucunya akan merdeka. Biarlah aku mati, anak dan cucuku akan menikmati. Seboyan merdeka atau mati memang luar biasa nilai perjuangannya. Jika memilih mati, maka itu adalah suatu keputusasaan. Padahal dalam agama tidak boleh seseorang putus asa dengan rahmat Allah. Ini sulit, seseorang diminta selalu bersyukur dengan pemberian Allah dan selalu berusaha. Sekali usaha gagal, usaha lagi gagal lagi. Seharusnya dia tetap berusaha lagi, karena perinta Allah untuk tidak put

Pertama kali

" A ssalamu'alaikum Wr. Wb. Mas, Sdoyo kluputan Qlo njhenegn ngpuntn ngheh lhir lan bathin . . . MINAL'AIDIN WAL FAIDZIN,... Umi Kulsum.  Ketika kubaca SMS itu, runtuh mata keangkuhan. Huruf-demi huruf perhatianku membuat hati akan jatuh. Nada-nada kesopanan membuatku terhempas dalam kesejekukan. Gelombang cinta, kasih, dan sayang seolah diturunkan Tuhan dari SMS itu. Aku tak tahu lagi harus bilang apa. Aku sangat bahagia ternyata engkau masih menyelipkan namaku di ujung syaraf kecil diatara jutaan nouron di otakmu. Kubaca lagi-lagi dan lagi. Kutimang-timang layar HP ini. Ku sayang-sayang. Huruf-huruf begitu indah. Seindah lautan bergelombang yang menghantamku, tetapi aku selamat. Seindah aku kelaparan engkau telah memberi makan. Seindah aku terdampar dalam lautan kau beri aku tumpangan. Entah lebay atau hiperbola. Yang jelas leba-lebah di kandang telah menghasilkan mau. Bola-bola sedang di oper kepadaku. Bahagia tak terkira. entah apa yang harus ku ucapkan. Hanya s

Selingkuh

S eruput kopi menambah kesegaran setelah sedikit kantuk tak diundang datang di angkringan warkop. Wajah segar sepeti blewah kuning yang sudah dikupas menambah kesegaran dingin malam. Senyumnya memang tidak sesuai dengan hatinya. Meski dia berbicara dengan tersenyum tetapi pertanyaanku meledak seperti balon yang kebanjiran udara. Kenapa dia masih tersenyum walaupun paku-paku sudah ditancapkan satu-persatu? Lalu siapa yang salah, dia memang tidak berdaya? Aku juga tidak bisa menyalahkan istrinya berbuat seperti itu? Tetapi apakah harus, untuk menuntut sesuatu sembunyi-sembunyi menebar racun pada luka yang masih basah? “Mas, tambah lagi kopinya?” Ucapku. “Enggak Nas udah” kata Udin temanku. “Jangan mas,  nanti senyumnya jadi hitam” cegahku ketika dia mulai ke tiga kali menyulut bom penyakit yang katanya menyebabkan impotensi, kangker, gangguan janin dan bla-bla-bla. Dengan senyum sedikit, dia masih saja bandel seperti dulu ketika ia mengajar di satu instansi di suatu sekolah. Cerobnong

Menyambut ramadhan

Gembira, sedih, atau diam? Seseorang bisa saja menyambut ramadhan dengan gembira karena Ramadhan adalah bulan seribu berkah. Semua amal berkali-kali dilipatkan. Satu menjadi seribu, dua menjadi dua ribu, dst tertama pada malam lailatul qodar. Tentu siapa tidak gembira menyambut bulan seribu berkah ini. Ada juga yang bergembira menyambut bulan ramadhan karena dagangannya akan l aris pada bulan ini. Sah-sah saja mengharapkan bulan ramadhan segera datang dengan bergembira karena dagangannya laris tetapi coba disiasati bahwa larisnya karena bulan ramadhan adalah bulan berkah, jadi karena bulan ramadhannya bukan karena larisnya. Menyambut ramadhan dengan sedih, bisa? salah satu contoh SMS yang masuk ke HP sangat banyak. Hampir semuanya meminta ma'af. Ini membuktikan bahwa teman atau kerabat ingin membebaskan diri dosa adami (dosa dengan sesama). Tentu sedih melihat bahwa diri ini masih banyak dosa adami sementara Allah tidak mengampuni dosa sesama manusia selama manusia yang punya salah

HBD tanpa Wujud

M endung ini menangis berhari-hari. Menangis tiada henti. Menutupi matahari. Sehingga dingin menyelimuti bumi. Genting pun terasa nyaring berbunyi. Berirama dan bernyanyi. Di depan jendela ku berdiri. Seolah di penjara teralis besi. Mengurung diri. Ingin ku berteriak dan tanpa sunyi. Meramaikan suasana hati. Tapi apa itu punya arti?. Sudah dua kali ku daftar. Dengan mengirim paket obrol supaya dapat lebih murah dan banyak hal yang ingin ku bicarakan. Lalu ku cari nama mu dalam kontacts di Hpku. Tinggal pencet. Akan tetapi ibu jari terasa berat, kaku dan tidak bisa menyentuh tombol call. Hati mencegah dibalik mulut yang ingin bicara. “Apa cuma ucapan?”. Ah biarlah, lagi-lagi ibu jari telah mati. Seakan ada seorang yang membututi. Perasaan tidak tenang menggoda. “Apakah aku harus ke toko suvenir ya?” “Tak ah... hujan-hujan begini”. Kemudian mulutku menguap. Ah aku harus pergi ke toko itu” bicaraku dalam hati. “Tapi uangnya siapa yang dipakai?” Kedaadaan memang membingungkan. Pertemp

Igau Sang Uban

Hari ini aku liburan di rumah saja. Aku tidak kemana-mana. Hari ini aku sedih karena ibuku barusan sakit. Kakinya terkilir sehingga lutut tak dapat dibengkokkan. Di samping rumah ku ada rumah nenek yang juga sakit. Nenekku sudah sakit setahun yang lalu. Dia tak bisa berjalan. Nenek tinggal bersama paman yang merupakan saudara ibukku yang paling muda. Nenek dirawat anak-anaknya dengan bergantiaan termasuk ibukku. Meraka menjadwal sendiri dan istiqomah. Ada yang membantu mencuci pakeannya. Ada yang membantu membuatkan dan menyuapi makanan. Ada pula yang menemani ketika tidur. Membersihkan buang air besarnya. Membersihkan tempat tidurnya. Di lorong gelap penghubung antara jurang surga dan neraka. Lorong rendah yang lama kelamaan mendaki. Seorang wanita setengah tua menggendong anak yang lucu dan manis. Pendiam dan tak banyak gerak. Sepi terasa meski hari terang tetapi kegelapan lorong itu meneror wanita setengah tua. Ketika langkah pertama wanita itu dipanjatkan. Bunyi kluk pada kaki

Maumu itu apa?

Dasar memang otak manusia diberi ini minta itu ketika diberi itu, ini akan diminta. Ada pepatah mengatakan "Seisi dunia kalau dimasukkan keinginanmu, akan tetap kurang. Entah mengapa, apa memang sifat asli manusia atau karena tidak alami tapi terajari. Aku sendiri seperti itu. Aku punya gebetan. Ketika gebetan ku lihat mengapa ada yang kurang? kurang cantik, kurang tinggi, kurang mancung dan seterusnya. Ketiak aku sudah punya sepeda motor, aku ingin mobil. Ketika saya sudah di bumi, aku ingin pergi ke bulan. Entah kenapa? Saya ingin sekali merasa cukup. Tetapi secara alamiah aku tidak bisa. cukupku hanya pemaksaan hati. Nah inilah yang disebut Qonaah. Rasa cukup apa yang telah diberikan Allah SWT. Qonaah penting karena dengan mempunyai sifcat qonaah akan menimbulkan rasa syukur. Sifat qonaah memang tidak bisa muncucl secara tiba-tiba di dalam hati. Sifat ini tentu harus dilatihkan. Awalnya memang sifat ini akan selalu muncul. Selalu kurang-kurang dan kurang. Tetapi dengan me

Tugas Seorang Guru

Alunan murotal bergema di telinga Ust. Nu’man. Gelombang yang merambat melaui udara itu dipantulkan melalui dinding-dinding telinganya. Gelombang longitudinal itu seakan telah beresonansi dengan hatinya. Energi bunyi itu telah dikonversi ke dalam energi listrik dan merambat melalui otak dengan neuron yang kecepatannya setara dengan cahaya. Sejenak kelopak mata melirik ayat-ayat dalam laptop yang menayangkan ke ajaiaban alam dan teksnya. Sesekali Bibirnya berkecap-kecap menirukan ayat-ayat itu. Sekali-kali ia minimize dan melanjutkan menulis soal yang akan diujikan minggu depan kepada siswanya. ß ` » o H ÷ q §  9 $ # Ç Ê È    z N ¯ = t æ t b # u ä ö  à ) ø 9 $ # Ç Ë È    š Y n = y { z ` » | ¡ S M } $ # Ç Ì È    ç m y J ¯ = t ã t b $ u ‹ t 6 ø 9 $ # Ç Í È    ß § ô J ¤ ± 9 $ # 㠍 y J s ) ø 9 $ # u r 5 b $ t 7 ó ¡ ç t ¿ 2 Ç Î È    الخ … 1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2.yang telah mengajarkan Al Quran.3. Dia menciptakan manusia.4. mengajarnya pandai berbicara. 5. matah