Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2013

Igau Sang Uban

Hari ini aku liburan di rumah saja. Aku tidak kemana-mana. Hari ini aku sedih karena ibuku barusan sakit. Kakinya terkilir sehingga lutut tak dapat dibengkokkan. Di samping rumah ku ada rumah nenek yang juga sakit. Nenekku sudah sakit setahun yang lalu. Dia tak bisa berjalan. Nenek tinggal bersama paman yang merupakan saudara ibukku yang paling muda. Nenek dirawat anak-anaknya dengan bergantiaan termasuk ibukku. Meraka menjadwal sendiri dan istiqomah. Ada yang membantu mencuci pakeannya. Ada yang membantu membuatkan dan menyuapi makanan. Ada pula yang menemani ketika tidur. Membersihkan buang air besarnya. Membersihkan tempat tidurnya. Di lorong gelap penghubung antara jurang surga dan neraka. Lorong rendah yang lama kelamaan mendaki. Seorang wanita setengah tua menggendong anak yang lucu dan manis. Pendiam dan tak banyak gerak. Sepi terasa meski hari terang tetapi kegelapan lorong itu meneror wanita setengah tua. Ketika langkah pertama wanita itu dipanjatkan. Bunyi kluk pada kaki

Maumu itu apa?

Dasar memang otak manusia diberi ini minta itu ketika diberi itu, ini akan diminta. Ada pepatah mengatakan "Seisi dunia kalau dimasukkan keinginanmu, akan tetap kurang. Entah mengapa, apa memang sifat asli manusia atau karena tidak alami tapi terajari. Aku sendiri seperti itu. Aku punya gebetan. Ketika gebetan ku lihat mengapa ada yang kurang? kurang cantik, kurang tinggi, kurang mancung dan seterusnya. Ketiak aku sudah punya sepeda motor, aku ingin mobil. Ketika saya sudah di bumi, aku ingin pergi ke bulan. Entah kenapa? Saya ingin sekali merasa cukup. Tetapi secara alamiah aku tidak bisa. cukupku hanya pemaksaan hati. Nah inilah yang disebut Qonaah. Rasa cukup apa yang telah diberikan Allah SWT. Qonaah penting karena dengan mempunyai sifcat qonaah akan menimbulkan rasa syukur. Sifat qonaah memang tidak bisa muncucl secara tiba-tiba di dalam hati. Sifat ini tentu harus dilatihkan. Awalnya memang sifat ini akan selalu muncul. Selalu kurang-kurang dan kurang. Tetapi dengan me

Tugas Seorang Guru

Alunan murotal bergema di telinga Ust. Nu’man. Gelombang yang merambat melaui udara itu dipantulkan melalui dinding-dinding telinganya. Gelombang longitudinal itu seakan telah beresonansi dengan hatinya. Energi bunyi itu telah dikonversi ke dalam energi listrik dan merambat melalui otak dengan neuron yang kecepatannya setara dengan cahaya. Sejenak kelopak mata melirik ayat-ayat dalam laptop yang menayangkan ke ajaiaban alam dan teksnya. Sesekali Bibirnya berkecap-kecap menirukan ayat-ayat itu. Sekali-kali ia minimize dan melanjutkan menulis soal yang akan diujikan minggu depan kepada siswanya. ß ` » o H ÷ q §  9 $ # Ç Ê È    z N ¯ = t æ t b # u ä ö  à ) ø 9 $ # Ç Ë È    š Y n = y { z ` » | ¡ S M } $ # Ç Ì È    ç m y J ¯ = t ã t b $ u ‹ t 6 ø 9 $ # Ç Í È    ß § ô J ¤ ± 9 $ # 㠍 y J s ) ø 9 $ # u r 5 b $ t 7 ó ¡ ç t ¿ 2 Ç Î È    الخ … 1. (tuhan) yang Maha pemurah, 2.yang telah mengajarkan Al Quran.3. Dia menciptakan manusia.4. mengajarnya pandai berbicara. 5. matah

Meminang jilid II

Tahu apa yang kurisaukan saat ini? tentu kamu tidak bisa menebaknya. Kuberitahu saja; bahwa yang kuriasaukan adalah tanggung jawabku nanti setelah aku menikah. Bagaimana tidak aku yang tidak berpenghasilan pasti, yang pasti hanya uang 300 ribu dari uang ngajar. Sementara itu uang hasil dari les mungkin satu juta, dua juta bahkan tidak ada seperti sekarang ini (hari2 liburan gak ada les). Bagaimana aku nanti dapat menghidupi keluargaku. Belum lagi hutang seambreg yang akan kuterima jika aku menikah untuk saat ini.  Tiga minggu lalu aku baru saja mengkhitbah seorang perempuan yang menurut saya dia sholehah. Kenapa demikian? karena dia lulusan pondok. Selama hidupnya hampir semuanya di pondok. mungkin yang tidak di pondok cuma 10 tahun. Ketika dia lulus dari Madrasah Ibtida'iyah dia kemudian hidup di pondok pesantren hingga sekarang. dalam khitbah itu ada dua opsi yang ditawarkan clon mertua. Opsi yang pertama 1. Menikah di bulan ruwah, atau 2. Bulan Besar tapi Ruwah harus berma