Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2013

Selingkuh

S eruput kopi menambah kesegaran setelah sedikit kantuk tak diundang datang di angkringan warkop. Wajah segar sepeti blewah kuning yang sudah dikupas menambah kesegaran dingin malam. Senyumnya memang tidak sesuai dengan hatinya. Meski dia berbicara dengan tersenyum tetapi pertanyaanku meledak seperti balon yang kebanjiran udara. Kenapa dia masih tersenyum walaupun paku-paku sudah ditancapkan satu-persatu? Lalu siapa yang salah, dia memang tidak berdaya? Aku juga tidak bisa menyalahkan istrinya berbuat seperti itu? Tetapi apakah harus, untuk menuntut sesuatu sembunyi-sembunyi menebar racun pada luka yang masih basah? “Mas, tambah lagi kopinya?” Ucapku. “Enggak Nas udah” kata Udin temanku. “Jangan mas,  nanti senyumnya jadi hitam” cegahku ketika dia mulai ke tiga kali menyulut bom penyakit yang katanya menyebabkan impotensi, kangker, gangguan janin dan bla-bla-bla. Dengan senyum sedikit, dia masih saja bandel seperti dulu ketika ia mengajar di satu instansi di suatu sekolah. Cerobnong

Menyambut ramadhan

Gembira, sedih, atau diam? Seseorang bisa saja menyambut ramadhan dengan gembira karena Ramadhan adalah bulan seribu berkah. Semua amal berkali-kali dilipatkan. Satu menjadi seribu, dua menjadi dua ribu, dst tertama pada malam lailatul qodar. Tentu siapa tidak gembira menyambut bulan seribu berkah ini. Ada juga yang bergembira menyambut bulan ramadhan karena dagangannya akan l aris pada bulan ini. Sah-sah saja mengharapkan bulan ramadhan segera datang dengan bergembira karena dagangannya laris tetapi coba disiasati bahwa larisnya karena bulan ramadhan adalah bulan berkah, jadi karena bulan ramadhannya bukan karena larisnya. Menyambut ramadhan dengan sedih, bisa? salah satu contoh SMS yang masuk ke HP sangat banyak. Hampir semuanya meminta ma'af. Ini membuktikan bahwa teman atau kerabat ingin membebaskan diri dosa adami (dosa dengan sesama). Tentu sedih melihat bahwa diri ini masih banyak dosa adami sementara Allah tidak mengampuni dosa sesama manusia selama manusia yang punya salah

HBD tanpa Wujud

M endung ini menangis berhari-hari. Menangis tiada henti. Menutupi matahari. Sehingga dingin menyelimuti bumi. Genting pun terasa nyaring berbunyi. Berirama dan bernyanyi. Di depan jendela ku berdiri. Seolah di penjara teralis besi. Mengurung diri. Ingin ku berteriak dan tanpa sunyi. Meramaikan suasana hati. Tapi apa itu punya arti?. Sudah dua kali ku daftar. Dengan mengirim paket obrol supaya dapat lebih murah dan banyak hal yang ingin ku bicarakan. Lalu ku cari nama mu dalam kontacts di Hpku. Tinggal pencet. Akan tetapi ibu jari terasa berat, kaku dan tidak bisa menyentuh tombol call. Hati mencegah dibalik mulut yang ingin bicara. “Apa cuma ucapan?”. Ah biarlah, lagi-lagi ibu jari telah mati. Seakan ada seorang yang membututi. Perasaan tidak tenang menggoda. “Apakah aku harus ke toko suvenir ya?” “Tak ah... hujan-hujan begini”. Kemudian mulutku menguap. Ah aku harus pergi ke toko itu” bicaraku dalam hati. “Tapi uangnya siapa yang dipakai?” Kedaadaan memang membingungkan. Pertemp