Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2013

Lereng Gunung

Apa yang sedang kau cari? Pekerjaan atau ilmu atau ridho ilahi? Jarum tajam siap menghunus. Batu-batu itu nampak semrawut. Aspal sudah terkelupas. Batu itu seakan terlahir dengan ujung runcingnya. Mereka bahkan bisa saja menjebolkan pertahanan sepeda motorku. Tentu jebolnya ban sepeda motorku berarti jebol pula pengeluaranku untuk nambal atau ganti yang baru. Kiri-kanan kulihat saja banyak pohon jati yang merana. Ku bukan bernyanyi tapi ini kenyataan yang sepi perhatian. Pohon jati itu telah banyak menggugurkan daun mereka sendiri. Musim kering sudah tiba, seperti keringnya kantong dompet dari gambar Sukarno-Hatta atau gambar Ngurarai. Hanya tinggal  pangeran Patimura yang sedang membawa samurai siap menebas permen-permen di toko sebelah ketika mulut kering dan pahit. Kucoba masuk ke dalam jalanan beraspal tipis dan berbatu. Aku ragu di dalam sana ada perumahan atau sekolahan. Semakin dalam sepeda motor menerobos jalan makadam, semakin culas batu-batu itu menikam-nikam ban sep

SOP

Sinar sentrong matahari mengenyirkan mata. Melawan sinar matahari memang bisa membuat jalan raya tidak terlihat. Truk-truk di depan terlihat saat posisi sepeda motor ini mendekat saja. Tapi apa boleh buat, surat pernyataan sudah ditandatangani. Apa boleh buat mulut sudah bilang iya. Tapi memang ada baiknya juga. Sinar matahari pagi membuat vitamin d terbentuk. Terjadinya osteoporosis bisa dic egah. Mudah-mudahan berkah.... (bukan kampanye). Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di tempat yang memang tidak asing yaitu PCNU Gresik. Kemari kita di sini dan sekarang di sini. Di hari kedua pelatihan SOP ini ruangan masih tidak berpenghuni. Hanya ocehan burung gereja yang lirih-lirih. Juga suara mobil-mobil berbadan gemuk dengan mesin gendut seakan mau berak. Mengeluarkan kotoran hitam berupa timbal-timbal dan gas monoksida serta campuran gas dioksida. Berbadan gendut lagi pendek hehehe.... tapi cantik, sosok yang juga lagi-lagi tidak asing. Dia adalah wanita yang dulu menjaga perpus saat ku

Manusia Misterius

Pada malam sekitar jam 08.30 setelah aku sampai di kos. Sesuatu yang aneh terjadi lagi. Setiap masuk kos selalu ku mencium bau harum. Bau itu mengelitik lalu menyengat kedua lubang hidungku. Setiap kali itu aku harus memutar rekaman cerita di otak yang pernah kudengar saat tadarus di Masjid Al Ikhlas dulu sebelum ngekos. Cerita misterius tentang orang misterius yang sekarang menjadi tetangga kos satu rumah ini. Tengkorak-tengkorak sedang melotot. Dengan satu matanya ditutupi kain hitam. Seolah pasukan dari neraka bajak laut sedang mengintaiku. Mereka merasuk dalam dinding-dinding kamarku. Gelap mendung menyelimuti bumi. Matahari yang sudah terbenam membuat awan sedang memejamkan mata. Suasana semakin mencekam ketika  dinding-dinding graviti itu berbekas seperti darah merah.   Seonggok samurai sudah siap ku gunakan jika tengkorak bajak laut itu menyerang.  Untung lentera neon masih dapat menyala. Semakin jelaslah tengkorak-tengkorak itu hanyalah lukisan bekas anak-anak kreatif denga

Tidak untuk Dibaca

Iya judul ini lah yang menurutku sangat cocok dengan tulisan ini. Karena tulisan ini bukan untuk dibaca tapi dimengerti. Karena bukan untuk pembaca tapi untuk dia yang sekarang sangat mungkin tidak mengerti internet apalagi blog seperti ini. Karena tulisan ini hanyah curahan isi hati. Jika Anda terpaksa membaca ya... silahkan tapi nganggur sekali. Siapa dan untuk siapa, Anda mungkin belum tahu. Baiklah tulisan ini akan kumulai dengan kata “mungkin kamu tidak mengeri”. Mungkin kamu tidak mengerti apa yang ada di hati sekarang ini. Sehingga aku ingin mengungkapkan lewat tulisan ini. Sudah lama aku ingin menuliskannya, tapi sekarang aku tidak mau menutupinya. Saya tidak kuat lagi menyimpannya di hati. Mungkin ini akan mengobati kerinduan bertemu dan mengatakan ini padamu bahwa aku sangat mencintai mu. Benar saya sangat sayang padamu. Meski kita hanya berpandangan. Meski kita hanya saling menyimpan dalam hati. Tapi aku ingin terus terang saya sangat cinta padamu. Oleh karena