Sinar matahari tidak terlalu terlihat. Nyamuk-nyamuk kecil masih berseliweran di mata. Rambutku masih acak-acakan, maklum belum mandi. Dinginnya embun kemarau kering menyelemuti tubuh. Sementara motor bebekku masih saja berlari melawannya. Dibelakang ku ada ibuku yang akan ke pasar. Terjalnya jalan desa masih seperti biasanya, belum ada perubahan. Aku kini mengantarkan ibukku belanja seperti biasanya di pasar pahing Sedayu. Aku sangat jarang melakukan ini, ngopi di pagi hari di pasar. Kopi setengah pahit itu ternyata enak juga, menyegarkan pikiran yang lagi suntuk dengan urusan uang dan uang. Memang dunia isinya apa cuma itu-itu saja, padahal masih ada urusan yang mulia, namun saya dan orang disekelilingku masih saja itu yang paling utama. Oh, tak tahulah, aku coba untuk merubahnya tetapi masih saja itu menghampiri disetiap urusan. Kopi telah ku pesan, sambil menunggu ibukku belanja. Rasa pahitnya membuka mata, menembus syaraf-syaraf otakku. Aku pun larut dengan pembicaraa