Diantara terjalnya gundukan tanah itu ada seorang wanita tua yang perkasa. Meski terik matahari membakar kulitnya, dia masih bertahan dengan topi bundarnya. Dia membawa tuas kecil yang sangat kuat. Senjata yang ia gunakan untuk mencongkel tanah yang sudah bercelah besar. Satu persatu congkelan gundukan dia lakukan untuk membalik tanah supaya subur. Tubuh kurusnya telah berkeringat deras.
Syukur, ada alat itu yang setia membantunya. Alat itu memang sakti, coba tanpa tuas itu? Apakah dia akan menggunakan tangan kasarnya? Iya, alat itu namanya "linggis". Pesawat sederhana kecil yang aku dulu pernah pelajari di bangku SMP.
Meskipun demikian, upayanya tidak sia-sia. Hampir satu lahan hampir rata dia congkel dengan upaya keras. Hampir 15 hari dia telah lakukan ini. Demi upaya membalik rejeki yang mungkin dia akan nikmati di kemudian hari, meski hanya ratusan ribu, tetapi rasa syukur tetap menjadi pilihan nomor satu. Karena, dengan cara itu dia telah menghidupiku. Terima kasih ibu.
Comments
Post a Comment