Skip to main content

Gadis berkaki Roda

Hijau, subur, dengan bau yang harum khas pandan, tetapi lebih harum. Mereka berdiri tengan membungkuk sedikit, menari-nari ditiup angin. Tetesan embun masih  berada diantara sela-sela ketiak yang tidak akan dibasahi. Mereka sangat diharap-harapkan manusia untuk tetap hidup. Mereka sangat menarik dan banyak manfaat. Itulah padi-padi muda.

Di dekat mereka kududuk ditepi galangan. Kulihat mereka ada yang terpapas. Mereka menjadi korban kerakusan sang tikus-tikus yang sedang mencari makan. Untung mas ku sudah memasang benteng berupa gulungan plastik untuk menghalau mereka supaya tidak masuk di kawasan kerajaan padi yang indah itu. Hama harus dibasmi, karena itulah usaha kami untuk mempertahankan swasembada pangan dari padi-padi itu. Karena padi-padi itu adalah sumber makan kami nanti. Sudahlah padi yang sudah terpapas. Itu merupakan shodaqoh kami untuk para tikus-tikus rakus.

Panas mulai membakar kulit. Mengalirkan sumber-sumber air keringat dari pori-pori kulit. Sehingga air keringat ini tak lama tanpa kusadari telah membasahi kaos oblong yang sudah berubah warna itu. Rumput-rumput disekitar merupakan gulma. Harus dicabut. Gulma merupakan pengganggu yang membuat padi lebih kurus karena mineral tanah dimakan oleh dua tanaman. belum lagi mereka berdua (padi dan gulma) bererang merebutkan lahan untuk tumbuh. Kasihan padi, karena tubuh yang lemah dan belum terbiasa hidup dengan keras. Sementara gulma, tumbuhan dengan kekuatan besar. Mereka seperti preman yang memalak para pedagang  beras. Aku harus menolong padi yang lemah itu.

Sepoi-sepoi angin datang menghela keringat di raut muka dan mendinginkan badan yang basah. Panas matahari telah dinetralkan oleh hembusan angin nampak segar. Inilah keseimbangan alam di padang sawah. Kuingat waktu dulu sekitar usia SMA. Setiap musim penghujan, aku selalu pergi ke sawah. Mulain dari mencangkul membuat semaian padi atau disebut membuat pinihan. Padi-padi kecil yang tumbuh dengan rapat itu disebut dengan winih. Kemudian mencabuti winih untuk ditanam dilahan yang lebih luas dan lebih renggang atau dinamakan ndaut. Kemudian memupuk dengan rutin. Selama pemupukan padi harus dilindungi dari hama dan gulma. Untuk gulma yang dicabut orang-orang menamakannya matun.

Hari semakin terik. Pendaran api matahari melalap-lalap. Sementara gulma yang tumbuh masih banyak. Aku takkan bisa menghabiskan gulma hari ini semua. Paling tidak aku telah membantu orang tuaku. Meringankan mereka melakukan matun. Sedikit tapi niat yang tulus ternyata dapat hati menjadi tenang dan lapang. Mungkin inilah yang Allah katakan bahwa ikhlas dapat mengalahkan iblis. Karena iblis telah berjanji "Aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas"(QS  Shad :83). Sehingga hati terasa tenang.

Sekitar jam 12.30 akhirnya aku putuskan untuk pulang dari sawah. Sepeda motor yang dari tadi terparkir tanpa naungan terasa seperti bara api. Percikan air dari tanggul di dekat sawah ini tentu kan membuat jok sepeda ini menjadi padam dan mendingin. Kalor yang dilepas dari jok ke air ternyata lagi-lagi membuktikan kebenaran teori fisika yang pernah kupelajari.

Kelokan jalan tanah liat mengoyang-goyang tubuhku seperti naik kuda. Haiyyaaa.. haiyaah... ayo maju sepedaku. Kita lagi berburu nasi di rumah yang tentu enek telah disiapkan oleh mak. Ayo sepedaku perutku sudah tidak tahan menerima lodeh dan ikan mujair atau ikan pindang atau kalau tidak ada ikan tahu atau tempe juga akan tersa nikmat mengisi perut yang kosong ini. Akhirnya jalan telah berganti dengan paving. paving yang sudah tidak karuan lagi tata letaknya. Aku bahkan membandingkan jalan paving ternyata lebih buruk dari pada jalan tanah tadi. Sepeda yang barupun akan berbunyi yaring dengan terjalnya batu-batu paving yang mengagah-ngagah. Tekstur tanah sudah tidak rata. Ada yang ambles ke dalam dengan beda kemiringan  30 cm bahkan 70 cm. Ini membuat mobil akan miring. Untung aku membawa sepeda motor. Lagian kapan aku membawa mobil...

Terik panas masih belum pudar. Panas di jalan berpaving teresa 2 kali lipat panasnya. Selain panas dari atas, juga panas dari bawah. Di tengah perjalanan terlihat dua wanita setengah tua dan satu gadis seumuran anak SMA kelas 3.  Yang ku heran adalah kenapa ada anak gadis dengan berkursi roda bisa melalui jalan seperti ini. Aku kenal dengan dua wanita setengah tua ini, karena mereka adalah tetangga di desa. namanya wak tun dan wak likha. Mereka nampak berpakaian menuju sawah. Sementara si gadis itu tampak kucuran keringat disekujur tubuhnya. Aku pernah melihat dia di desa pereng yang merupakan tetangga desa. Jaraknya juga tidak dekat. Sekitar 7 km. Tetapi mengapa dia ke desa ku.?

Semakin dekat saya dengan tiga wanita itu. Dengan nada menyapa dan juga heran ku katakan pada tiga wanita itu " Ya Allah, kenapa ini?" Salah satu dari wanita setengah tua yang namanya wak tun bercerita panjang lebar. Ceritanya seperti ini:

Dia adalah gadis yang difabel (different ablilities) atau bahasa kasarnya cacat. Aku lebih suka difabel karena lebih sopan. Gadis ini mengalami difabel pada baik tangan, kaki, berbicara, dan juga otak. Tangan gadis ini sungguh-sungguh tidak beruntung. Karena selain dia difabel, dia juga berasal dari orang yang tidak punya. Lengkap sudah penderitaannya.

Dia  pergi ke desaku karena terpaksa. Dia ingin mencari uang saku yang tidak diberikan orang tuanya. Entah mengemis atau apa aku kurang tahu. Yang jelas banyak orang yang menaruh hibah dengannya. Di desaku juga daerah miskin, tetapi ternyata dia bisa mendapat uang yang lumanyan banyak sekitar 50 ribu. Memang terlihat kecil, tetapi bagi kami uang segitu sudah banyak.  Karena jika aku bandingkan dengan pengemis normal mungkin cuma mendapat 20 ribu.

Dia sebenarnya sudah memohon untuk diantar oleh rombongan orang luar yang dari kemarin menebangi pohon di desa kami. Rombongan orang itu membawa mobil pick up. Tentu sangat bisa membantu. Dengan gelondongan pohon-pohon yang ditaruh disebelahnya. Aku yakin sangat cukup untuk membawanya ke desa sebelah. Tetapi orang-orang yang bertubuh kekar dengan wajah yang sangar itu menolak memberikan bantuan kepada gadis tidak beruntung ini. Dia hanya bisa eh.. eh elu...

Panas matahari masih membakar. Semakin panasnya matahari, membuat semakin panasnya hati ini. Mengapa mereka tidak memberi pertolongan pada gadis ini. Malah yang memberi pertolongan adalah dua wanita setengah tua itu.  Apakah yang mudah sekarang sudah mati hati? atau mereka sudah tidak punya hati?. Semoga mereka tidak mempunyai anak seperti ini. kasihan anaknya nanti.

Aku turun dari sepeda motorku. Aku memarkir di samping jalan. Aku ingin mencari cara, bagaimana bisa mengandeng sepedaku dengan kursi rodanya. Tetapi nampaknya itu sulit. Karena roda depan yang bebas bergerak bisa membuat anak itu terplanting. Roda itu juga tidak bisa dilipat. Ku berpikir keras tentang solusi itu. Tetapi waktun dan wak liha tidak sabar, mereka bilang "wes, nak anas. biar ku dorong saja. samapai jalan sumur" kata wak tun. Kebetulan jalan setelah sumur itu jalannya lebih baik. Karena jalan setelah sumur baru saja di paving. Sehingga anak itu pasti bisa jalan sendiri seperti ketika menuju desa. Akupun menepikan lagi sepdaku. Kubantu mereka berdua.

Kemudian merekan berdua berkata "Sudah nak Anas, biar kami saja. Itu sepedanya sudah jauh. nanati kembalinya juga tahu. Apalagi jalan kami searah dengan jalan pulang anak ini". Akupun ingin hati membantu, tetapi sepda nampaknya semakin jauh. Sebagai anak dan logika, akhirnya ku menuruti saran wak likha dan wak tun itu. Akupun kembali dengan berjalan menuju sepeda dan berdo'a. Semoga anak-anak kedua wak menajdi anak-anak yang sholeh, sholehah. yang akan membantu mereka berdua.

  





Comments

  1. bagus.. tapi agak puyeng juga membaca kalimat-kalimat yang hiperbolis :)
    terus berkarya ya mas, semoga bisa segera tercetak bukunya :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

O T O T (Muscle)

Otot merupakan organ tubuh yang menjadi dasar dari gerak (biomekanika). Otot terdiri dari kumpulan serabut-serabut otot (fiber muscle). Serabut otot terdiri dari myofibril, myofibril tersusun dari sacromer yang merupakan kumpulan myofilamen. Myofilamen terdiri dari protein myosin (thick filament) dan actin (thin filament). Protein actin akan menghasilkan troponin dan tropomyosin. Jenis-jenis otot. 1. Otot Rangka (skeletal muscle) Otot rangka disebut juga otot lurik atau otot sadar. Disebut ptpt rangka karena otot-otot ini melekat pada rangka/tulang. Otot rangka terdiri dari banyak serabut, intinya terletak di tepi, terdapat garis gelap dan terang yang sangat jelas. Setiap serabut oto rangka dilapisi sarkolema. Sekitar 15 sampai 30 serabut bergabung dan dilapisi fasiculus dan kemudian dilapisi oleh jaringan ikat perimisum.Setelah itu kumpulan serabut tadi dilapisi oleh jaringan ikat endomisium dan dilapis lagi oleh epimisium. Dalam otot rangka terdapat pigmen yang disebut mioglobin. Oto

Hakikat Fisika dan Prosedur Ilmiah: pengetahuan materi fisika kelas X SMA

A. Hakikat Fisika dan perlunya mempelajari Fisika Fisika sangat penting untuk dipelajari untuk mengetahui fenomena dunia di sekitar kita, baik dunia di dalam diri kita, dan dunia di luar kita. Ini adalah sains yang paling mendasar dan mendasar. Fisika menantang imajinasi kita dengan konsep seperti teori relativitas dan kuantum, dan ini mengarah pada penemuan hebat yang belum pernah dibanyangkan sebelumnya bahka oleh penemunya sendiri. Bagaimana memindahkan materi dari suatu tempat ke tempat bukan lagi hal yang mistis. Komputer dapat dimampatkan sedemikan rupa sehingga ukurannya sangat tipis, lunak, dan transparan. Laser yang digunakan untuk telekomunikasi dapat menjangkau yang terjauh di belahan bumi lainnya. Selain itu fisika telah banyak berjasa terhadap penemuan teknologi yang mengubah kehidupan kita - mulai dari penyembuhan sendi, hingga penyembuhan kanker, hingga pengembangan solusi energi berkelanjutan. Lalu apa itu fisika?

Manusia Misterius

Pada malam sekitar jam 08.30 setelah aku sampai di kos. Sesuatu yang aneh terjadi lagi. Setiap masuk kos selalu ku mencium bau harum. Bau itu mengelitik lalu menyengat kedua lubang hidungku. Setiap kali itu aku harus memutar rekaman cerita di otak yang pernah kudengar saat tadarus di Masjid Al Ikhlas dulu sebelum ngekos. Cerita misterius tentang orang misterius yang sekarang menjadi tetangga kos satu rumah ini. Tengkorak-tengkorak sedang melotot. Dengan satu matanya ditutupi kain hitam. Seolah pasukan dari neraka bajak laut sedang mengintaiku. Mereka merasuk dalam dinding-dinding kamarku. Gelap mendung menyelimuti bumi. Matahari yang sudah terbenam membuat awan sedang memejamkan mata. Suasana semakin mencekam ketika  dinding-dinding graviti itu berbekas seperti darah merah.   Seonggok samurai sudah siap ku gunakan jika tengkorak bajak laut itu menyerang.  Untung lentera neon masih dapat menyala. Semakin jelaslah tengkorak-tengkorak itu hanyalah lukisan bekas anak-anak kreatif denga