Tahu apa yang kurisaukan saat ini? tentu kamu tidak bisa menebaknya. Kuberitahu saja; bahwa yang kuriasaukan adalah tanggung jawabku nanti setelah aku menikah. Bagaimana tidak aku yang tidak berpenghasilan pasti, yang pasti hanya uang 300 ribu dari uang ngajar. Sementara itu uang hasil dari les mungkin satu juta, dua juta bahkan tidak ada seperti sekarang ini (hari2 liburan gak ada les). Bagaimana aku nanti dapat menghidupi keluargaku. Belum lagi hutang seambreg yang akan kuterima jika aku menikah untuk saat ini.
Tiga minggu lalu aku baru saja mengkhitbah seorang perempuan yang menurut saya dia sholehah. Kenapa demikian? karena dia lulusan pondok. Selama hidupnya hampir semuanya di pondok. mungkin yang tidak di pondok cuma 10 tahun. Ketika dia lulus dari Madrasah Ibtida'iyah dia kemudian hidup di pondok pesantren hingga sekarang. dalam khitbah itu ada dua opsi yang ditawarkan clon mertua. Opsi yang pertama 1. Menikah di bulan ruwah, atau 2. Bulan Besar tapi Ruwah harus bermalam di rumahnya yang akan dihuni. Bilang juru bicara calon mertuaku. Aku sebenarnya gak senang dengan hitungan-hitungan jawa. Tetapi apa boleh buat orang punya anggapan masing-masing. Hari hitbah ini tidak memutuskan apa-apa.
Aku kadang ragu dengan kondisiku saat ini. Apakah aku bisa mengimbanginya dalam urusan agama? Apakah aku bisa menjadi pemimpin untuknya? pertanyaan-pertanyaan itu sempat berkibar-kibar di pikiran kepala ini. Tetapi yang membuatku tidak berjalan mesin logika ini adalah bagaimana aku bia menghidupinya nanti? Ah sudahlah, inikan namanya hidup ya dijalani saja. Meski demikian masih saja hantu gentayangan berupa ketakutan itu lagi-lagi menakuti di siang bolong ini.
Dua hari setelah menghitbah ada sms datang dari calon masku Adim namanya. "Nasih keluarga dek Khumairo nanti akan membalas lamran dek Nasih hari Minggu tanggla 19 Mei 2013" melihat SMS itu dari handphone berlaar kecil itu membuat hati ini bertambah berdetak dengan pikiran-pikiran yang aneh-aneh. kehawatiran-kehawatiran semakin memuncak. Iya nama calonku adalah Khumairo fil Nannah, saya sendiri M. Nasih. Aku kenal ia dari teman yang sengaja menjodohkanku dengannya.
Empat hari sebelum tanggal 19 Mei 2013 tepatnya hari Rabu tanggal 14, ada SMS lagi yang ke dua sama dari mas Adim "Nasih keluarga dek Umi tidak jadi, kerumah tanggla 19 Mei besok, mungkin tanggal 2 Juni" melihat SMS tersebut, aku langsung menelpon mas Adim. "Cak kenapa kok tidak jadi?" tanyaku dengan nada mengkonfirmasi. Mas Adim menjawab "Ibuknya dek Khumairo sakit, habis jatuh dari tangga". Akupun segara ingin tahu bagimana keadaannya. tetapi mas Adim bilang ibu tidak apa-apa.
Dek Khumairo sebenarnya punya handphone tetapi jarang sekali dia membalas SMSku. Dia baru saja dibelikan HP oleh cak Adim. Mungkin dia tidak bisa menggunakannya atau apa. yang jelas aku hany berhubungann dengan cak Adim. Aku tidak tahu harus bagaimana hubungan ini. Apakah hubngan ini seperti menikahi orang dalam karung. Aku hanya tahu dari orang lain, tetapi aku sendiri tidak tahu sikap dan kepribadiannya. Semoga niatku yang ingin menikahinya karena dia hafal Al Qur'an memudahkanku memantapkan hati.
Aku coba SMS ke calonku Khumairo " Assalamu'alaikum, dek ibu gak apa-apa?" beberapa kali saya kirim tetapi gak ada balasan. Dalam otakku cuma berpikir bahwa dia tidak bisa menggunakan HP itu. Ku coba SMS dengan kata-kata lain "Dek, ku kesana ya?". Seketika itu juga ada balasan "gak usah". Kemudian ada telpon ke HPku, "Nak Nasih gak usah ke rumah, Ibu tadak apa-apa... tut..tutt.t..
Empat hari sebelum tanggal 19 Mei 2013 tepatnya hari Rabu tanggal 14, ada SMS lagi yang ke dua sama dari mas Adim "Nasih keluarga dek Umi tidak jadi, kerumah tanggla 19 Mei besok, mungkin tanggal 2 Juni" melihat SMS tersebut, aku langsung menelpon mas Adim. "Cak kenapa kok tidak jadi?" tanyaku dengan nada mengkonfirmasi. Mas Adim menjawab "Ibuknya dek Khumairo sakit, habis jatuh dari tangga". Akupun segara ingin tahu bagimana keadaannya. tetapi mas Adim bilang ibu tidak apa-apa.
Dek Khumairo sebenarnya punya handphone tetapi jarang sekali dia membalas SMSku. Dia baru saja dibelikan HP oleh cak Adim. Mungkin dia tidak bisa menggunakannya atau apa. yang jelas aku hany berhubungann dengan cak Adim. Aku tidak tahu harus bagaimana hubungan ini. Apakah hubngan ini seperti menikahi orang dalam karung. Aku hanya tahu dari orang lain, tetapi aku sendiri tidak tahu sikap dan kepribadiannya. Semoga niatku yang ingin menikahinya karena dia hafal Al Qur'an memudahkanku memantapkan hati.
Aku coba SMS ke calonku Khumairo " Assalamu'alaikum, dek ibu gak apa-apa?" beberapa kali saya kirim tetapi gak ada balasan. Dalam otakku cuma berpikir bahwa dia tidak bisa menggunakan HP itu. Ku coba SMS dengan kata-kata lain "Dek, ku kesana ya?". Seketika itu juga ada balasan "gak usah". Kemudian ada telpon ke HPku, "Nak Nasih gak usah ke rumah, Ibu tadak apa-apa... tut..tutt.t..
Sambungan tertutup. Akupun tidak jadi ke rumah nya.
Hari-hari berlalu dengan dingin. Dingin bukan karena guyuran embun pagi yang dingin. tetapi SMS yang ku kirim tak lagi berbuah. Entah apa yang harus ku lakukan. Aku hanya berusaha ntuk menyakinkan hati. dan berdoa " ya Allah kalau dia jodohku nikahkan aku dengan nya, jika tidak segerakan ada udur yang membatalkan pernikahan ini.
Aku berpikir tentang pilihan Ruwah atau Besar. mengapa harus ditunda besar kalau ada Ruawah? Pikirku bahwa memang ruwah adalah pilihan terbaik. Tetapi Ruwah tinggal dua bulan. Datang Embakku, "kamu punya simpanan berapa?" Akupun tidak menjawap pertanyaan berikut, karena pertanyaan itu adalah pertanyaan yang menskak mat ku. Lidahku sama sekali tidak berkutik dengan pertanyaan tersebut. Dia bertanya lagi "Apakah kamu siap hutang, sementara kamu belum kerja?".Pertanyaan bertubi-tubi menghantamku sehinggga ku KO. Setelahn hantaman itu aku tidak lagi berani memikirkan untuk menikah di Bulan Ruawah. Aku harus mempertanahkan bulan Besar.
Sekarang Tanggal 2 Juni 2013, tepat hari Minggu. Keluarga khumairo datang ke rumahku. Persiapan menyambut tamu sudah dari dua hari yang lalu. berjajar makanan dan minuman disediakan. dengan tikar seadanya. Ruang tamu berbentuk persegi yang ukurannnya 4 x 6 m itu siap untuk menyambut tamu. Aku mondar-mandir dari sana-sini mengurusi urausan hantar-menghanta. Sementara itu ada telpon masuk " Nasih aku lupa jalan masuk desamu, bisa tidak aku dijemput di depan SMAN 1?" "Iya cak". Akupun bergegas mengendari motor dengan jalan yang becek kuterjang tak perduli lumpur dan kotoran disetiap jalan. Aku melihat mobil EL 300 di depan SMA sopir memberi tanda bahwa aku disirih ke depan memandu rombongan.
Akhirnya rombingan tiba di rumah kecilku. Ketika salah seorang pimpinan rombongan menginjakkankai. ada pemandangan yang aneh. Mereka berbelok ke utara rumah lain dan berkerumun disana. Aku sendiri heran, apa yang terjadi?.
Setelah itu mereka kembali menuju rumahku. Kemudian toko agama yang sekaligus modin memberikan sambutan kepada rombongan tentang ucapan ma'af dengan suguhan seadanya, fasilitas seadanya, dan kondisi serba seadanya. terimakasih pun tidak lupa diucapkan pak mudin. Seakarang tiba giliran rombongan clon orang tuaku. Dia membalas terimaksih dan ma'af bila merepotkan. Dan memberi tahu bahwa kejadian tadi terjadi karena keluarga ada meninggal. jadi rombongan tidak bisa berlama-lama. kemudian diambilah keputusan untu mengambil sikap. Pertama dari mudin desa ku bertanya "apakah dari pihak situ sudah memiliki tanggal?" juru bicara rombongan berbalik melontarkan "Tanggal kami serahkan kepada laki-laki". pak mudinpun menghadap ke saya. dan bertanya kapan? Dari beberapa pertimbangan akhirnya kuputuskan besar. Akhirnya dihitung oleh pihak sana bahwa yang baik adalah besar itu tanggal 24 Oktober 2013.
Putusan harus dilaksanakan kecuali Allah tidak mengizinkan. Semoga Allah memberi kelancaran sega la rencana dan mempermudah jalan untuk menjalankan sunnah rasul-Nya. Aminnnn
Hari-hari berlalu dengan dingin. Dingin bukan karena guyuran embun pagi yang dingin. tetapi SMS yang ku kirim tak lagi berbuah. Entah apa yang harus ku lakukan. Aku hanya berusaha ntuk menyakinkan hati. dan berdoa " ya Allah kalau dia jodohku nikahkan aku dengan nya, jika tidak segerakan ada udur yang membatalkan pernikahan ini.
Aku berpikir tentang pilihan Ruwah atau Besar. mengapa harus ditunda besar kalau ada Ruawah? Pikirku bahwa memang ruwah adalah pilihan terbaik. Tetapi Ruwah tinggal dua bulan. Datang Embakku, "kamu punya simpanan berapa?" Akupun tidak menjawap pertanyaan berikut, karena pertanyaan itu adalah pertanyaan yang menskak mat ku. Lidahku sama sekali tidak berkutik dengan pertanyaan tersebut. Dia bertanya lagi "Apakah kamu siap hutang, sementara kamu belum kerja?".Pertanyaan bertubi-tubi menghantamku sehinggga ku KO. Setelahn hantaman itu aku tidak lagi berani memikirkan untuk menikah di Bulan Ruawah. Aku harus mempertanahkan bulan Besar.
Sekarang Tanggal 2 Juni 2013, tepat hari Minggu. Keluarga khumairo datang ke rumahku. Persiapan menyambut tamu sudah dari dua hari yang lalu. berjajar makanan dan minuman disediakan. dengan tikar seadanya. Ruang tamu berbentuk persegi yang ukurannnya 4 x 6 m itu siap untuk menyambut tamu. Aku mondar-mandir dari sana-sini mengurusi urausan hantar-menghanta. Sementara itu ada telpon masuk " Nasih aku lupa jalan masuk desamu, bisa tidak aku dijemput di depan SMAN 1?" "Iya cak". Akupun bergegas mengendari motor dengan jalan yang becek kuterjang tak perduli lumpur dan kotoran disetiap jalan. Aku melihat mobil EL 300 di depan SMA sopir memberi tanda bahwa aku disirih ke depan memandu rombongan.
Akhirnya rombingan tiba di rumah kecilku. Ketika salah seorang pimpinan rombongan menginjakkankai. ada pemandangan yang aneh. Mereka berbelok ke utara rumah lain dan berkerumun disana. Aku sendiri heran, apa yang terjadi?.
Setelah itu mereka kembali menuju rumahku. Kemudian toko agama yang sekaligus modin memberikan sambutan kepada rombongan tentang ucapan ma'af dengan suguhan seadanya, fasilitas seadanya, dan kondisi serba seadanya. terimakasih pun tidak lupa diucapkan pak mudin. Seakarang tiba giliran rombongan clon orang tuaku. Dia membalas terimaksih dan ma'af bila merepotkan. Dan memberi tahu bahwa kejadian tadi terjadi karena keluarga ada meninggal. jadi rombongan tidak bisa berlama-lama. kemudian diambilah keputusan untu mengambil sikap. Pertama dari mudin desa ku bertanya "apakah dari pihak situ sudah memiliki tanggal?" juru bicara rombongan berbalik melontarkan "Tanggal kami serahkan kepada laki-laki". pak mudinpun menghadap ke saya. dan bertanya kapan? Dari beberapa pertimbangan akhirnya kuputuskan besar. Akhirnya dihitung oleh pihak sana bahwa yang baik adalah besar itu tanggal 24 Oktober 2013.
Putusan harus dilaksanakan kecuali Allah tidak mengizinkan. Semoga Allah memberi kelancaran sega la rencana dan mempermudah jalan untuk menjalankan sunnah rasul-Nya. Aminnnn
Comments
Post a Comment